Kamis, 26 Mei 2011

puisiku


Tuan, Tuhan
Tuan-tuan
Ini rumahmu tuan
Adakah Tuhan dirumah tuan?

Tuan-tuan
Ini adalah rumah Tuhan
Mengapa tak ada tuan dirumah Tuhan?

Dimana tuan, dimana Tuhan?
Kapan tuan menghadap Tuhan?
Apakah harus tiba Tuhan menyapa tuan?
Jawab: dihatimu, tuan

Tung, Kalitung!

Tung, kalitung
Masih terdiam mematung
Mengharap sebuah senandung
Hapus wajah sedang mendung

Tung, kalitung
Apa daya hati terkurung
Duka lara terus mengalung
Pada sederet elegi tak terhitung

Tung, kalitung
Air mata masih mengapung
Berharap nenek nyanyikan sebuah senandung
Pada sederet elegi tak terhitung
Namun, masih terdiam mematung
Apa daya hati terkurung
Nyanyikanlah sebuah senandung
Tung, kalitung
Menanti cucu cicit pulang kampung


Satu- Sembilan

Satu,
Dua,
Tiga,
Empat,
Lima,
Enam,
Tujuh,
Delapan,
Sembilan,
Tak pernah tamat ku menghitung nikmat Tuhan

Kabayan Era Globalisasi
Duduk
Diam
Berdiri
Duduk
Diam
Tidur
Ah…………
Mengapa kau begitu dan selalu begitu
Dasar kau kabayan era globalisasi
Ayo, sedikit melangkah
Satu saja,
Jangan hanya menjadi kerbau yang dicucuk hidungnya
Wahai kau, kabayan era globalisasi
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar