Senin, 28 Januari 2019

Memories of Myself



Gadis mungil berlesung pipi, begitulah diriku. Hidup di dunia telah melewati seperempat abad, sungguh sebuah hidup yang patut disyukuri. Ada banyak hal yang aku syukuri dalam perjalanan hidupku. Tumbuh dengan badan berukuran pendek pastilah selalu mendapat bullying dari lingkungan sekitar. Namun, aku yang tak mengindahkan itu, berfokus pada diriku, mimpi-mimpiku, dan prestasiku. Walhasil, orang melupakan si “aku” yang bertubuh pendek, dan hanya mengingat si si “aku” yang berprestasi. Aku bersyukur, sedari kecil aku selalu punya “something” yang aku mau dan ingin aku tuju, meskipun lagi-lagi banyal hal yang menjadi rintangan. Ekonomi keluarga yang menengah ke bawah membuatku berpuasa untuk melanjutkan mimpi-mimpi besarku.
Namun, Allah selalu punya takdir indah untukku. Aku ingat, sewaktu aku ingin bersekolah ke Pesantren setamatnya sekolah dasar, orang tuaku tak mampu. Bukan sekali itu saja, ketika akan melanjutkan Sekolah Menengah Atas, aku ingin melanjutkan ke SMA Pertanian, orang tuaku pun tak mampu, dan saat aku ingin melanjutkan perguruan tinggi ke PTN favoritku, kami pun tak punya daya upaya. Namun, ternyata apa yang takdir Allah berikan padaku memang patut aku syukuri. Meski tak masuk pesantren, aku bisa bersekolah di SMP terbaik dengan guru-guru terbaik yang menghantarkanku dengan prestasi terbaik, serta memiliki teman-teman yang hebat dan menyenangkan. Di sekolah lanjutan atas, meskipun bukan merupakan sekolah favorit, dan pembelajaran di sekolah tersebut pun tidak lebih baik dari pembelajaran semasa aku SMP, namun aku juga bertemu dengan teman terbaik dan menghantarkanku masuk ke PTN dengan beasiswa untuk melanjutkan mimpi-mimpiku. Ya, meski bukanlah PTN yang aku impikan, namun aku mendapat jurusan yang sesuai dengan minat bakatku, aku yang menyukai dunia sastra sejak kecil. Aku sangat bersyukur Allah mengirimku untuk mencicipi manisnya takdir di kampusku. Menempa diriku menjadi pejuang, bertemu dengan orang-orang dengan bakat dan pemikiran hebat yang belum pernah aku temui sebelumnya. Aku yang harus ditempa mampu memanajemen waktu dan diri, karena harus bergelut dengan banyaknya tugas kampus hingga harus begadang, belum lagi aku harus berjualan untuk memenuhi kebutuhanku, ditambah lagi pelbagai kegiatan organisasi dan komunitas yang banyak aku geluti; mulai dari komunitas teater, kepenulisan, hingga dakwah kampus. Satu hal besar yang aku syukuri tatkala aku berada di kampus, aku berdekatan dengan Jalan Menuju Allah, hijrah dan berkenalan dengan dakwah. Sungguh semua nikmat yang sangat wajid disyukuri.
            Sebuah hadiah terbesar dari Allah yang sangat aku syukuri berikutnya adalah aku memiliki orang tua yang selalu mendukungku. Yah, banyak hal yang harus aku syukuri di dunia ini. Memiliki mimpi-mimpi, komitmen dan prinsip, berbagai pengalaman perjalanan hidup, memiliki orang terdekat dan orang-orang di sekitar yang selalu memberikan aura positif untukku, dan ada Allah yang selalu menyertaiku.
            Sedari kecil aku memang tau “sesuatu” yang aku mau. Dan aku juga bisa membedakan mana yang baik dan buruk, mana teman sejati mana yang melukai. Aku yang menyukai sastra senang melakukan sesuatu yang dapat memenuhi kesukaanku itu. aku ingat, dulu masih SD, aku punya teman yang selalu bertukar cerita dongeng. Aku juga senang menulis cerita dan puisi. Aku suka membacakan puisi di depan khalayak. Aku pun suka menulis drama dan bermain peran. Kebanyakan prestasiku memang di kesusastraan. Karena aku tau apa yang aku mau, aku selalu mencari segala hal yang ingin aku coba, aku temukan, dan aku lakukan. Aku ingat sebuah quote yang menjadi awal inspirasi kekuatanku, “Hidup sekali, maka hiduplah yang berarti”. Aku selalu ingin mengartikan apa yang aku mau, apa yang aku impikan. Memiliki kisah hidup tak biasa, yang penuh suka duka, riwayat keluarga yang tak sempurna, hingga bullying yang aku terima, membuatku ingin membuktikan sesuatu, bahwa “I’m small, but I’m not small”. Satu hal yang aku pahami, Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk, dan tak ada satu pun makhluk yang patut saling mengutuk. Aku ingin kembali pada Allah dengan pribadi yang terbaik, dan meninggalkan dunia dengan kisah yang terbaik, itulah sumber kekuatanku.
(Fitrah Nuraidillah Nst; tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas OLLOUT JSAN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar